Pages

  • Twitter
  • Facebook
  • Google+

Selasa, 11 Desember 2012

Sehari bersama Senja

Tidak ada komentar:
 
Dia datang,setelah lama ku tunggu hangatnya,dia datang kembali.

Genap 30 hari,Hujan dan Pasukan Petirnya membombardir dikala sore menjelang.
Mengobrak-abrik yang menghalanginya dengan sekali tiup dan menangis meraung membanjiri tanah.
Aku bertanya-tanya,mengapa begitu sering hujan datang menghancurkan apa saja yang ada dihadapannya,membuat sebagian orang dirugikan akibat banjir bandang yang bergulir dari matanya.
Pertanyaanku terjawab ketika kulihat Headline di surat kabar pagi itu.
"Hujan dan Pasukan Petir yang murka mencari Pelangi"
Oh rupanya Hujan tengah mencari Pelangi yang hilang. Kasihan Hujan,sudah jelas dia dan Pelangi tak bisa bertemu. Bagaimana caranya dia akan menemukan Pelangi,sementara Pelangi sudah diculik Penyihir Malam. Warnanya tinggal hanya hitam gelap,tak ada lagi merah,kuning,hijau,nila dan warna lainnya. Ya,Penyihir Malam telah mengutuk Pelangi menjadi buruk rupa,menyedot warnanya,menjadikannya tak lagi berwarna sehingga ia malu untuk bertemu Hujan dan memilih untuk bersembunyi di gelapnya langit malam. Hujan terus saja murka dan menghalangi Senja datang. Dasar bodoh. Tapi bukankah itu yang sering dilakukan orang jika dia sedang jatuh cinta? Bertidak bodoh,berbuat semaunya sehingga 'terbutakan' dan 'tak bisa melihat'. Ah biarkan sajalah Hujan terus mencari Pelangi,aku hanya ingin Senja-ku datang lagi.

Kalian kenal Senja? Tidak? hmm akan kukenalkan.
Dia seniman,tidak hanya bisa melukis tapi dia juga bisa memahat. Hahaha dia itu juga pemalu,setiap harinya dia hanya bisa nampak satu atau dua jam saja,tidak seperti Matahari yang selalu narsis dan muncul hampir 12 jam,pun tidak seperti Penjahat Malam yang mewarnai langit dengan gelap. Dia Senja,pelukis langit yang indah.
Ia sering mengunjungiku tiap harinya,mempertontonkan hasil karyanya melukis langit dengan guratan warna oranye,ungu kebiru-biruan lewat kuasnya.Cantik sekali. Ia juga memahat awan,sehingga aku dengan Senja sering sekali bermain tebak awan hahaha lucu ya. Ia melukis dengan indah dimanapun tempatnya,di atap rumah,di pantai,di gunung,di mana-mana yang dia suka. Sampai setika hujan datang dengan murkanya menghalangi senja-ku yang akan datang.
Sebenarnya hujan itu pembuat parfum yang hebat,ia bisa membuat parfum yang tidak bisa dibuat oleh siapapun di bumi ini dan tidak bisa dimiliki oleh semua orang-kecuali Pelangi.

Hari ini senja datang,membawa kembali kuas-kuas,palet,dan peralatan lainnya. Akhirnya Senja datang. Senja-ku datang.
Katanya Hujan tengah lelah terus mencari dan menunggu Pelangi datang,jadi Senja bisa menyelinap untuk melukis lagi. Yeee!! dan tebak apalagi yang dia bawa!! Dia membawa sedikit sinar pemberian Matahari,hmm baik juga si narsis itu. Jadilah sore ini menonton Senja dan menikmati hangatnya sinar matahari. Ia mulai mencampur warna dengan kuasnya dan menggoresnya ke langit yang terbentang,mula mula ia mewarnai dasarnya dengan warna oranye lalu mencampurnya dengan warna ungu lavender dan biru muda dan..... Poff!! Voila!! jadilah langit sore yang indah.
"Senang?" Tanya Senja. Aku mengangguk puas. Lalu dia duduk di sebelahku, ia bilang mungkin besok ia tak bisa kembali karena Hujan dan Pasukan Petirnya akan mencari Pelangi kembali,tapi ia berjanji ia pasti akan datang lagi mengunjungiku. Sebelum ia pergi ia menitipkan lukisannya dan pahatan awan berbentuk burung camar padaku,meremas tanganku lembut dan pergi.

Sehari bersama Senja.
Tenanglah,Hujan akan pergi dan Senja akan kembali lagi. Setiap hari..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
© 2012. Design by Main-Blogger - Blogger Template and Blogging Stuff