Pages

  • Twitter
  • Facebook
  • Google+

Rabu, 18 Juli 2012

Surat rindu

Tidak ada komentar:
 
Kepada tawa,mata dan rindu-mu yang selalu aku rindukan, aku menyapa..

Hari ini kembali aku melangkah terseok-seok menjalani hal-hal yang membosankan, dan aku tersadar sepertinya lebam di hatiku belum sepenuhnya sembuh masih tetap membiru.
Tapi di dalam hati yang lebam masih kutemukan celah dimana masih kutemukan setitik kehangatan.
Celah itu berisikan rinduku untukmu.

Kalau taruhanku adalah tidak merindukanmu aku kalah. Telak.

Rindu itu datang bersama senja yang bersemburat merah menghiasi mega
Rindu itu menyembul malu-malu ketika kutatap mata bulat yang magis itu. Matamu.
Rindu itu datang ketika tawamu meledak dan lebam ini seketika menjadi hangat menciptakan semburat rona di pipiku
Rindu itu datang ketika kulihat kamu datang dan lebam itu tertinggal ketika yang kulihat hanya punggungmu yang menjauh dan terus menjauh sampai akhirnya menghilang dari pandanganku melukiskan rasa sakit karena tak bisa mencegahmu untuk tidak pergi.
Rindu itu datang bersamamu dan lebam itu datang dengan kepergianmu.
Rindu memenuhi seluruh ruang hingga tak ada sedikit pun ruang untuk rasa benci singgah barang sekejap di hati.

Kamu pernah bertanya apa yang harus kamu lakukan ketika aku merindukanmu, tidak ada jawabanku.
Tidak, aku tidak berharap kamu untuk mendekatiku lagi,akupun tidak berharap kalau rindu ini akan berbalas rindumu. Rindu ini sudah terbiasa tak berbalas.
Jadi tidak ada yang harus kamu lakukan dengan rinduku yang merambat memenuhi hati.
Cukup hanya melihatmu dan matamu maka rinduku akan terobati.

Ah, dan soal lebam ini tak usah dipikirkan.
Memang sakit dan membiru tapi tidak akan ada bekas yang tersisa. Nanti.
Lebamku akan sembuh seiring aku "sembuh" dari merindumu..

Kutitipkan surat rindu ini untukmu.
Untuk segala yang aku rindukan tentangmu,aku pamit..

Salam rindu,
Nurul

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
© 2012. Design by Main-Blogger - Blogger Template and Blogging Stuff