Selama ini damaiku hanya ada 3.
Senja,aroma tanah yang diguyur hujan,dan Novel.
Setiap kali aku ingin merasakan damai aku menunggu di atas loteng dan menjemput senja datang. Jika senja tak nampak karena langit digelayuti oleh awan hitam yang murka aku masih bisa merasakan damaiku,bisa kucium wangi tanah basah yang khas akibat muntahan hujan. Satu lagi dimana aku bisa menemukan damaiku ketika penat menjejali kepala dan tubuhku,Novel.
Satu novel bisa membawaku masuk pada dunianya,melupakan sejenak dimana aku berada, melukiskan fantasi dan imaji yang hadir ketika aku membacanya persis seperti memutar sebuah film hanya saja aku sebagai sutradaranya yang menggambarkan keadaan,membayangkan tokoh-tokohnya ketika aku membacanya.
Aroma novel baru itu bagiku seperti candu,aku betah berlama-lama berada di toko buku melihat deretan novel-novel karya penulis pujaanku selama ini. Kadang aku berharap rumahku adalah sebuah toko buku. Ketika aku membawa pulang "sang mahakarya" aku seperti tidak sabar untuk berfantasi dan diserap oleh cerita-ceritanya. Ketika aku buka lembar pertama, aromanya langsung menyergap hidungku dan aku seperti menghirup remah-remah extacy. Aku singkap tirai demi tirai,aku melumat pelan-pelan ceritanya, kutelan dan wush! tibalah aku diruang imaji-ku. Ada orang mengatakan novel hanya membuatmu berkhayal dan membuat bodoh dengan terus-terusan bermain imaji tapi bukankah mereka yang bodoh? Mereka tidak tahu betapa luasnya ruang imajinasi kita melebihi luasnya Galaksi Bima Sakti, mereka tidak tahu betapa kuatnya kekuatan imajinasi kita dan mereka tidak tahu berkhayal adalah langkah pertama menyusun puzzel cita-cita.
Aku terkadang jatuh cinta pada imajiku sendiri,pada tokoh khayal yang selalu hadir saat aku menelanjangi cerita-cerita itu.Itulah yang aku suka pada novel,imaji tanpa batas,bebas,tanpa tuntutan.
Selama ini aku kira damaiku memang hanya ada 3. Tapi damaiku bertambah ketika aku mengenalmu.
Kamu remah extacy lainnya selain senja,aroma khas tanah yang diguyur hujan, dan novel.
Kamu juga yang mampu menyerap seluruh perhatianku ketika ujung ekor mataku menangkap siluetmu dibawah naungan terik sinar sang mentari.
Kamu juga yang mampu membuatku betah berlama-lama diam hanya untuk mengamatimu seperti aku betah jika berada di toko buku.
Kamu adalah angin segar ketika segala kejengahan yang selalu merangkulku.
Kamu adalah oase yang aku temukan ditengah-tengah gurun pasir.
Kamu yang bisa menciptakan semburat merah di pipiku,membuat jantungku memompa lebih cepat dan membuat ujung tangan dan kaki ku menjadi dingin ketika mataku beradu pandang dengan matamu.
Kamu memang tidak setampan tokoh yang ada di imajiku tapi kamu bisa membuat aku berharap malam cepat berlalu seperti tidak sabarnya aku mengetahui kelanjutan cerita dari setiap novel yang aku baca.
Aku berharap aku bisa merasakan damaiku lebih lama, aku harap damaiku bisa menjadi lebih damai dan bermakna dengan ada kamu didalamnya.
Nah itu semua damai versi-ku,lalu apa damai versi-mu?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar